Minggu, 14 Desember 2014

CARA KERJA NOKEN AS

Cara Memaksimalkan Kerja Camshaft atau Noken As
 Camshaft atau lebih dikenal dengan noken as atau juga poros bubungan adalah sebuah part yang digunakan dalam mesin torak untuk menjalankan mekanisme buka tutup katub atau klep. Camshaft (cam) terdiri dari poros batangan dengan bagian tengah terdapat tonjolan (lobe) dan pada kedua ujungnya terdapat bantalan atau bearing.

Cam membuka katub dengan menekannya, atau bisa juga dengan mekanisme lain seperti rocker arm atau pelatuk, ketika cam berputar. Hubungan antara perputaran poros engkol dan camshaft adalah sangat penting karena katub sebagai satu-satunya jalan masuknya bahan bakar dan pengeluaran gas sisa pembakaran, sehingga katub atau klep harus dibuka dan ditutup pada saat yang tepat selama proses hisap.




Dalam mesin 4 langkah, terdapat langkah penting yaitu langkah hisap, kompresi, usaha dan buang. Nah katub masuk adalah pintu saluran bahan bakar saat langkah hisap, dan katub buang adalah saluran keluar gas sisa pembakaran saat langkah buang. Untuk alasan ini, maka camshaft atau noken as harus berhubungan selaras dengan crankshaft (poros engkol). Baik dengan bantuan mesin, v belt ataupun mekanisme gear. Untuk mesin sepeda motor di Indonesia, mayoritas menggunakan mekanisme rantai mesin, baik type standar atau silent chain. Untuk mesin mobil bisa bervariatif mekanismenya, bisa rantai, v belt dan gear.

Pada sebuah mesin 4 langkah, putaran chamshaft adalah separuh atau setengah dari putaran poros engkol. Artinya jika mesin berputar 1200 rpm, maka camshaft berputar 600 rpm.

Mesin-mesin terkini sudah mengadopsi teknologi OHC atau over head camshaft. Dimana letak cam sudah berada di atas silinder head. Baik SOHC dan DOHC. Single over head camshaft atau SOHC artinya hanya ada satu buah camshaft yang mengatur buka tutup katub sedangkan pada DOHC atau double over camshaft artinya terdapat 2 buah camshaft yang masing-masing mengatur buka-tutup katub masuk dan buang.

Pelatuk atau rocker arm sebagai media pembantu camshaft mempunyai mekanisme secara manual mengatur dan menetapkan pergerakan katub. Mesin-mesin modern bahkan menggunakan sistem hidolis, pneumatic, atau camless untuk memberikan kemudahan dan keakuratan buka dan tutup katub.

Gesekan yang terjadi antara bagian tonjolan cam dengan sepatu pelatuk, tergantung pada kekerasan kedua bidang. Untuk mengurangi keausan ini maka kedua bidang diproses lebih lanjut agar memiliki permukaan yang lebih keras. Serta dibutuhkan pelumasan dengan kualitas pelumas yang sangat baik.


Bahkan teknologi terkini telah memakai bearing roller untuk menggantikan sepatu pelatuk sehingga didapat gesekan yang lebih rendah yang membuat kinerja camshaft menjadi lebih maksimal.

sumber:
http://ricoparulian05.blogspot.com/2012/01/cara-memaksimalkan-kerja-camshaft-aka.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar