Cara Memaksimalkan Kerja Camshaft atau Noken As
Camshaft atau lebih
dikenal dengan noken as atau juga poros bubungan adalah sebuah part yang
digunakan dalam mesin torak untuk menjalankan mekanisme buka tutup katub atau
klep. Camshaft (cam) terdiri dari poros batangan dengan bagian tengah terdapat
tonjolan (lobe) dan pada kedua ujungnya terdapat bantalan atau bearing.
Cam membuka katub dengan menekannya, atau bisa juga dengan
mekanisme lain seperti rocker arm atau pelatuk, ketika cam berputar. Hubungan
antara perputaran poros engkol dan camshaft adalah sangat penting karena katub
sebagai satu-satunya jalan masuknya bahan bakar dan pengeluaran gas sisa
pembakaran, sehingga katub atau klep harus dibuka dan ditutup pada saat yang
tepat selama proses hisap.
Dalam mesin 4 langkah, terdapat langkah penting yaitu
langkah hisap, kompresi, usaha dan buang. Nah katub masuk adalah pintu saluran
bahan bakar saat langkah hisap, dan katub buang adalah saluran keluar gas sisa
pembakaran saat langkah buang. Untuk alasan ini, maka camshaft atau noken as
harus berhubungan selaras dengan crankshaft (poros engkol). Baik dengan bantuan
mesin, v belt ataupun mekanisme gear. Untuk mesin sepeda motor di Indonesia,
mayoritas menggunakan mekanisme rantai mesin, baik type standar atau silent
chain. Untuk mesin mobil bisa bervariatif mekanismenya, bisa rantai, v belt dan
gear.
Pada sebuah mesin 4 langkah, putaran chamshaft adalah
separuh atau setengah dari putaran poros engkol. Artinya jika mesin berputar
1200 rpm, maka camshaft berputar 600 rpm.
Mesin-mesin terkini sudah mengadopsi teknologi OHC atau over
head camshaft. Dimana letak cam sudah berada di atas silinder head. Baik SOHC
dan DOHC. Single over head camshaft atau SOHC artinya hanya ada satu buah
camshaft yang mengatur buka tutup katub sedangkan pada DOHC atau double over
camshaft artinya terdapat 2 buah camshaft yang masing-masing mengatur
buka-tutup katub masuk dan buang.
Pelatuk atau rocker arm sebagai media pembantu camshaft
mempunyai mekanisme secara manual mengatur dan menetapkan pergerakan katub.
Mesin-mesin modern bahkan menggunakan sistem hidolis, pneumatic, atau camless
untuk memberikan kemudahan dan keakuratan buka dan tutup katub.
Gesekan yang terjadi antara bagian tonjolan cam dengan
sepatu pelatuk, tergantung pada kekerasan kedua bidang. Untuk mengurangi
keausan ini maka kedua bidang diproses lebih lanjut agar memiliki permukaan
yang lebih keras. Serta dibutuhkan pelumasan dengan kualitas pelumas yang
sangat baik.
Bahkan teknologi terkini telah memakai bearing roller untuk
menggantikan sepatu pelatuk sehingga didapat gesekan yang lebih rendah yang
membuat kinerja camshaft menjadi lebih maksimal.
sumber:
http://ricoparulian05.blogspot.com/2012/01/cara-memaksimalkan-kerja-camshaft-aka.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar